Hi, everyone!
It’s been a while.
Kali ini aku mau bahas kembali
tentang Dokter Spesialis Anak. Kenapa dibahas lagi? Karena sejak setahun
terakhir ini, Kai sempet beberapa kali ganti dokter karena sering kali nggak
dapet slot antrian Dokter Margareta Komalasari (Dokter Eta). Padahal selama ini
udah cocok banget sama Dokter Eta :(.
Paling sedih itu sebenernya kalau dadakan butuh konsul, pasti slotnya udah full
atau antriannya panjang sekali.'
Beberapa kali pernah sih, karena urgent kita sampai telepon ke Dokter Etha
langsung biar bisa ‘diselipin’. Tapi nggak mungkin kayak gitu terus kan. Selain
nggak enak sama pasien lain yang antri, suka atut juga aku tuh dijutekin sm
suster-suster poli :p.
Semenjak kita sering kesulitan
dapet slot antrian Dokter Eta, mau nggak mau aku harus cari opsi lain. Sekarang
kriterianya jadi nambah: Dokter friendly,
RUM, dan antriannya nggak panjang! Hahahaha. Padahal ya sebenernya kalau
dokter friendly dan RUM udah pasti banget jadi dokter favorit dan pasti
otomatis antriannya panjang yah. Tapi ga ada salahnya juga kan coba-coba konsul
sama dokter lain, sambil tetap berharap Dokter Etha nambah jadwal praktek atau
buka klinik sendiri :p. Dok, you surely set the bar high!
Anyway, disclaimer dulu yah.
Mungkin banyak yang bingung kenapa DSA nya Kai malah di Jakarta Selatan
bukannya di Depok sesuai domisili. Alasannya adalah karena daycare Kai di
Jakarta Selatan, kantor aku dan suami pun Jakarta Selatan. Jadi bisa dibilang 5
days in a week ya kita berkutat di daerah situ. Selain itu juga, jujur sampai
sekarang belum nemu DSA yang cocok juga di Depok.
1. Dokter Sanders Teddy: Dokter satu ini juga dokter
favorit banyak orang sih. Antriannya juga panjang kalo di Brawijaya dan di
RSPI. Tapi waktu itu kita ngejar beliau ke Kliniknya karena Kai
tiba-tiba badannya banyak bintil-bintil berisi air. Hari itu hari Sabtu, dan
slot dokter Etha udah pasti banget full di KMC. Akhirnya kita ke klinik Dokter
Sanders.
Dokter ini ga jutek, tapi juga gak yang
friendly-friendly banget. Ya pas aja gitu. Orangnya cepat, detail, dan jelas.
Waktu kita dateng dan kasih liat kulit Kai, tanpa babibu dia langsung bilang
ini fix cacar air. Langsung beliau sebutin obat-obat yang diperlukan dan
treatment yang perlu dilakukan.
Plus poin dari Dokter ini, selain dokternya sendiri
sudah oke, diagnose tegak, suster dan staffnya cukup banyak di klinik, dan
ramah-ramah semua. Proses administrasinya pun cepat, padahal waktu itu Kai
pasien baru. Untuk fasilitas di kliniknya selain ada ruang menyusui, ada banyak
mainan juga :).
Tempat
Praktik: RSPI, Klinik Dr. Sanders Teddy, RS Brawijaya.
Sistem
Antrian: di Klinik Dr. Sanders Teddy dan di RS Brawijaya per
kedatangan. Kalau di RSPI kurang tahu karena belum pernah konsul disana.
2. Dokter Lindana Sastra: Dokter ini adalah dokter
favorit Kai. Entah ada aura apa, tapi Kai pas masuk ruang dokter Lindana
langsung meluk beliau loh. Padahal ga ada yang suruh. Abis itu ngobrol-ngobrol
berduaan aja mereka. Aku dan suami bak penonton ajah pemirsah. Mungkin karena
beliau udah cukup sepuh, Kai kira ini Aki nya ya. Gemes banget ngeliat mereka
berdua.
Plus poin dari Dokter Lindana adalah, friendly banget
ke orang tua pasien dan pasiennya sendiri. Kai waktu itu ditawarin banyak
mainan dan diajak ngobrol terus selama pemeriksaan. Penjelasannya cukup jelas,
jadwal praktiknya juga cukup banyak di Brawijaya. Beliau juga satu-satunya yang
suspect Kai punya alergi, karena flu nya terhitung sering dan memang ada riwayat
asma dari anggota keluarga aku dan suami, walaupun kita berdua sih nggak asma.
Tempat Praktik: RS Brawijaya, RS Asih
Sistem antrian: Di Brawijaya bisa appointment by WA
atau di Web nya. Nomor antri sesuai appointment.
3. Dokter Fita Moeslichan: Nah, Dokter Fita ini sudah pernah aku review
sebelumnya di Insta story ku hehehe. Friendly banget, penjelasannya sangat
detail, nggak buru-buru. Dan yang terpenting… antriannya masih wajar banget,
baik saat kami konsul di brawijaya ataupun di Klinik Moeslichan. Saat
berkonsultasi, beliau juga menjelaskan kegunaan obat yang dikasih (apabila
diperlukan).
Oh iya, di Klinik Moeslichan ini ada pojok bermain
anak. Ada perosotan, dan meja anak-anak yang diisi dengan mainan. Waktu itu
kami kesana di Hari Sabtu pagi, dan sepi! Yay. Sambil nunggu dokter Kai juga
anteng aja main. Disana juga ada nursery room nya kok. Secara size dan jumlah
staff, memang ga sebesar dan sebanyak di klinik Dokter Sanders, tapi cukup
kondusif kok menurut aku dan suami.
Fun fact, selama ini sering banget bolak-balik ke
Animo Bakery dan ngeliat plang “Moeslichan Clinic” tapi ga pernah ngeh kalau
itu ternyata klinik Dokter Fita dan Ayahnya yang kebetulan DSA juga hahaha. Sedeket
itu dari Animo Bakery, jadi plus poin banget kan, sambil nunggu antrian dokter,
ayah ibu bisa jajan kopi animo :p.
Tempat Praktik: RS Brawijaya, Klinik Moeslichan, RS
Puri Cinere
Sistem antrian: Di Brawijaya bisa appointment by WA
atau di Web nya. Nomor antri sesuai appointment. Kalau di Klinik Moeslichan
antrian berdasarkan perkedatangan. Di RS Puri Cinere belum pernah :).
Sekian review ala-ala dari aku.
Semoga berguna yaa!
-Diandra
Comments
Post a Comment