Skip to main content

Tréigthe

Ini kali keduanya aku berada di negeri tetangga selama hampir sebulan.
Tahun lalu, di bulan yang sama aku sedang berada di Dalian, Cina. Sekarang aku berada di Kuala Lumpur Malaysia, dan akan kembali ke Jakarta akhir bulan nanti.

Ada sesuatu yang selalu kudapatkan setiap aku tidak berada di sekeliling lingkungan ataupun orang-orang yang familiar.

Kebebasan. Baik bersikap ataupun berpikir.

Mungkin beberapa orang terdekatku tahu, bahwa salah satu kegiatan yang paling kusukai adalah sendiri berada di tengah kerumunan orang yang tidak ku kenal. Aku juga tidak paham kenapa. Yang jelas, setiap aku gamang (males pake galau karena too mainstream), pasti aku tidak mau menyetir mobil sendiri dan lebih memilih naik transportasi umum. Lebih memilih menghabiskan waktu di perpustakaan pusat sendirian daripada langsung pulang ke rumah.

Perjalananku kali ini mewajibkanku untuk meluangkan waktu untuk diriku sendiri. Aku harus egois untuk kali ini. Karena daya kerja otak ataupun hati sudah mampet, dan mulai menyeruak minta perhatian.

Akhirnya minggu lalu aku pergi sendiri keliling kota. Secara impulsif pergi ke berbagai tempat wisata. Sendirian saja.

Ke tempat ramai, tapi sendirian. Duduk di dalam bus, mengobrol dengan orang asing, mendengarkan musik, dan sibuk dengan pikiranku sendiri. Sekelilingku ramai, tapi aku tidak punya kewajiban untuk berinteraksi dengan mereka. Mereka juga mungkin tidak peduli dengan keberadaanku. Tapi aku menyukai suasana seperti itu. Entah kenapa.



Aku ingin sendiri, tapi tidak mau kesepian. Mungkin itu alasannya.


D.

Comments

Popular posts from this blog

Review dan Rekomendasi Dokter Spesialis Anak (DSA) Jakarta Selatan

Hi, everyone! It’s been a while. Kali ini aku mau bahas kembali tentang Dokter Spesialis Anak. Kenapa dibahas lagi? Karena sejak setahun terakhir ini, Kai sempet beberapa kali ganti dokter karena sering kali nggak dapet slot antrian Dokter Margareta Komalasari (Dokter Eta). Padahal selama ini udah cocok banget sama Dokter Eta :(. Paling sedih itu sebenernya kalau dadakan butuh konsul, pasti slotnya udah full atau antriannya panjang sekali.'   Beberapa kali pernah sih, karena urgent kita sampai telepon ke Dokter Etha langsung biar bisa ‘diselipin’. Tapi nggak mungkin kayak gitu terus kan. Selain nggak enak sama pasien lain yang antri, suka atut juga aku tuh dijutekin sm suster-suster poli :p. Semenjak kita sering kesulitan dapet slot antrian Dokter Eta, mau nggak mau aku harus cari opsi lain. Sekarang kriterianya jadi nambah : Dokter friendly, RUM, dan antriannya nggak panjang! Hahahaha. Padahal ya sebenernya kalau dokter friendly dan RUM udah pasti banget jadi dok...

Dokter Spesialis Anak (DSA) Kaibirru

Hai all! Wah, udah lama gak update blog ya… haha. Barusan abis blogwalking terus tiba-tiba keinget sama blog sendiri yang udah lama terbengkalai~. Anyway, kali ini aku mau bahas tentang dokter spesialis anak Kai yang sempet gonta-ganti sekian kali haha. Seperti yang udah aku ceritakan sebelumnya, Kai lahir di RS Mitra Keluarga Depok. Nah, setelah lahir DSA yang memeriksakan adalah Dokter Yusnita. Aku cuma beberapa kali aja ngobrol sama beliau selama di rumah sakit, dan selanjutnya cuma vaksin sekali karena aku mau coba cari DSA lain yang siapa tahu lebih sreg di hati hehehe. Setelah baca-baca review orang akhirnya aku konsul ke Dokter Rastra di Hermina Depok. Namun sayangnya, aku kurang cocok sama beliau. Mungkin karena aku prefer dokter yang lebih “bikin adem” dan friendly kali ya. sementara dokter Rastra ini tipe yang blak-blak an kalo ngomong. Apalagi waktu itu aku baru banget melahirkan, masih baby blues pula. Sensitifnya ampun-ampunan haha. Emang perkara DSA ini coc...

Mengapa ke Psikolog Anak?

Halo, semuanya! Sudah lama nggak nulis tentang pengalamanku sebagai Ibu. Kangen juga hahaha. Kali ini aku mau share tentang pengalamanku yang beberapa kali memutuskan untuk berkonsultasi dengan Psikolog Anak. Beberapa waktu yang lalu aku sempat share di Instagram bahwa aku dan suami membawa Kai ke Psikolog Anak untuk screening tumbuh kembang sekalian memastikan tipe sekolah apa yang cocok untuk Kai. Waktu itu banyak yang bertanya “Kenapa harus sampai ke psikolog?", "Ada apa dengan Kai?”. Bahkan ada juga yang komen “Saya jadi sedih anak-anak jaman sekarang kok banyak yang ke Psikolog. Kasihan sekali.” Saat itu aku baru paham, ternyata masih banyak yang menganggap bahwa konsultasi ke Psikolog itu hanya kalau ‘ada apa-apa’ dan sesuatu yang tabu. Padahal, tidak harus menunggu ‘sesuatu yang serius’ loh untuk ke Psikolog Anak. Throwback sedikit, pengalamanku berdiskusi dengan Psikolog Anak dimulai saat Kai masih di daycare (usia 1 tahun). Saat itu, pihak daycare memang memberik...