Skip to main content

Ba Mhaith Liom Tú

Have you ever wanted a one, specific thing, so much?

like everything else doesn't matter, because you know exactly what you want. People may offer different things -better things probably- but you don't think those things are any good. You only see that particular thing.

like nothing else matters, because you finally realize nothing can replace what you want. Like what Celine said in Before Sunset:

"Everyone is made up of such beautiful specific details" 

or that certain quote people giving us when we're single:

"There's plenty of fish in the sea"

Well, the problem is, my friend, I want that fish.

Like, I don't care if everyone offers me salmon, when what I really want is simply ikan teri. 

You see, there's always something that every person has something which makes it distinct to every other individuals and it attracts another person. 

This kind of desire might be thrilling. It makes you alive, like you would do anything, literally anything just to get it, to embrace it, to have it. Which is probably good, because you know where you're going. You don't just accept everything that's offered to you. This filter system in your life works well.

But you know, sometimes, you can get to the point where it can be tiresome, leave you in despair state. Because nothing can guarantee that you can have it, even after every thing you did.

You might end up giving up, and find out that the thing you want to have so badly is impossible to have. You stop chasing, and begin rationalizing you own logic, recognizing other things which may not be the best, but still okay.

"Maybe it's not for me."
"Well, this one is not that bad, I can live with that." 

Those sayings are probably the ones you might say when you decide to stop. 

In the end, when you stop following your desire, your own feeling to reach what you want, your logic will drive yourself. 

But let me tell you, 
letting your logic only to steer your life
is not a good thing.


D.

Comments

Popular posts from this blog

Review dan Rekomendasi Dokter Spesialis Anak (DSA) Jakarta Selatan

Hi, everyone! It’s been a while. Kali ini aku mau bahas kembali tentang Dokter Spesialis Anak. Kenapa dibahas lagi? Karena sejak setahun terakhir ini, Kai sempet beberapa kali ganti dokter karena sering kali nggak dapet slot antrian Dokter Margareta Komalasari (Dokter Eta). Padahal selama ini udah cocok banget sama Dokter Eta :(. Paling sedih itu sebenernya kalau dadakan butuh konsul, pasti slotnya udah full atau antriannya panjang sekali.'   Beberapa kali pernah sih, karena urgent kita sampai telepon ke Dokter Etha langsung biar bisa ‘diselipin’. Tapi nggak mungkin kayak gitu terus kan. Selain nggak enak sama pasien lain yang antri, suka atut juga aku tuh dijutekin sm suster-suster poli :p. Semenjak kita sering kesulitan dapet slot antrian Dokter Eta, mau nggak mau aku harus cari opsi lain. Sekarang kriterianya jadi nambah : Dokter friendly, RUM, dan antriannya nggak panjang! Hahahaha. Padahal ya sebenernya kalau dokter friendly dan RUM udah pasti banget jadi dok...

Dokter Spesialis Anak (DSA) Kaibirru

Hai all! Wah, udah lama gak update blog ya… haha. Barusan abis blogwalking terus tiba-tiba keinget sama blog sendiri yang udah lama terbengkalai~. Anyway, kali ini aku mau bahas tentang dokter spesialis anak Kai yang sempet gonta-ganti sekian kali haha. Seperti yang udah aku ceritakan sebelumnya, Kai lahir di RS Mitra Keluarga Depok. Nah, setelah lahir DSA yang memeriksakan adalah Dokter Yusnita. Aku cuma beberapa kali aja ngobrol sama beliau selama di rumah sakit, dan selanjutnya cuma vaksin sekali karena aku mau coba cari DSA lain yang siapa tahu lebih sreg di hati hehehe. Setelah baca-baca review orang akhirnya aku konsul ke Dokter Rastra di Hermina Depok. Namun sayangnya, aku kurang cocok sama beliau. Mungkin karena aku prefer dokter yang lebih “bikin adem” dan friendly kali ya. sementara dokter Rastra ini tipe yang blak-blak an kalo ngomong. Apalagi waktu itu aku baru banget melahirkan, masih baby blues pula. Sensitifnya ampun-ampunan haha. Emang perkara DSA ini coc...

Mengapa ke Psikolog Anak?

Halo, semuanya! Sudah lama nggak nulis tentang pengalamanku sebagai Ibu. Kangen juga hahaha. Kali ini aku mau share tentang pengalamanku yang beberapa kali memutuskan untuk berkonsultasi dengan Psikolog Anak. Beberapa waktu yang lalu aku sempat share di Instagram bahwa aku dan suami membawa Kai ke Psikolog Anak untuk screening tumbuh kembang sekalian memastikan tipe sekolah apa yang cocok untuk Kai. Waktu itu banyak yang bertanya “Kenapa harus sampai ke psikolog?", "Ada apa dengan Kai?”. Bahkan ada juga yang komen “Saya jadi sedih anak-anak jaman sekarang kok banyak yang ke Psikolog. Kasihan sekali.” Saat itu aku baru paham, ternyata masih banyak yang menganggap bahwa konsultasi ke Psikolog itu hanya kalau ‘ada apa-apa’ dan sesuatu yang tabu. Padahal, tidak harus menunggu ‘sesuatu yang serius’ loh untuk ke Psikolog Anak. Throwback sedikit, pengalamanku berdiskusi dengan Psikolog Anak dimulai saat Kai masih di daycare (usia 1 tahun). Saat itu, pihak daycare memang memberik...