Skip to main content

Melahirkan Kaibirru


Halo semua!

Akhirnya bisa juga update blog ini pasca lahiran hehehe. Anyway, di post yang sekarang, saya mau sharing tentang proses melahirkan anak saya dan suami :).

Hari Sabtu, tanggal 12 Agustus 2017 kami kontrol mingguan dengan obgyn Dokter Sofani. Alhamdulillah hasil pemeriksaan bagus, dan Dokter Sofani nyempetin cek dalam alias ngobok-ngobok vajayjay L. Ternyata, hasilnya sudah pembukaan satu. Horee… hehe. Dokter Sofani cuma pesen, ini kayaknya beberapa hari lagi lahiran, sering-sering aja induksi alami sama suami. LOL.

Hari Senin, 14 Agustus 2017 saya mulai merasakan rasa-rasa kayak mau mens gitu. Mulai mikir, apa ini kontraksi ya? Tapi gak mau ke gr-an jadi saya coba hitung intervalnya. Masih per 7 menit dan kadang teratur kadang nggak. Saya update suami, dan dia langsung nawarin untuk pulang dan ke RS, tapi saya takut false alarm jadi ya saya bilang tunggu sampe bener-bener sakit deh hihihi sotoy uga kalo dipikir-pikir.

Dari siang menjelang sore, intervalnya makin teratur per 5 menit tapi rasa nyerinya masih cukup bearable. Seharian saya latian napas dan dengerin CD hypnobirthing aja sambil sesekali duduk di gym ball dan naik turun tangga. Menjelang malam, saya sudah mulai yakin ini kayaknya pembukaan nambah karena rasa nyerinya udah nggak konstan, tapi makin terasa. Akhirnya ketika sampai jam 11 malam saya nggak bisa tidur, saya bangunin suami dan bilang “kayaknya sekarang ke RS aja deh. Makin kerasa.” Yaudah kita diem-diem deh tuh ke RS, ga bilang-bilang jg sama mama papa karena takut bikin panik. Even hospital bag yang udah dipersiapkan aja ga di bawa takut disuruh balik lagi ke rumah hahaha.

Sampai di RS langsung ngeloyor ke ruang bersalin, nyari bidan yang jaga. Pas di cek CTG dan cek dalam ternyata benar kontraksi sudah teratur per 5 menit, sudah pembukaan 2 dan mulut rahim sudah sangat lunak. Jadi sama bidan yang jaga udah gak boleh pulang lagi. Setelah ngurus administrasi, akhirnya kami ke kamar perawatan, dan bidan bilang akan dicek dalam lagi besok pagi. Sampai di kamar perawatan saya mencoba tidur namun tidak bisa nyenyak, akhirnya malah meluk-melukin gym ball atau duduk-duduk di atas gym ball.

Hari Selasa, 15 Agustus 2017 pukul 06.30, bidan jaga datang dan cek dalam. Sudah bukaan 4 katanya. Saya diminta mandi, dan setelahnya diminta ke ruang bersalin untuk siap-siap proses lahiran. The pain was still bearable, saya masih sanggup jalan dan berdiri sendiri. Saat sudah bukaan 5, saya juga masih berjalan keliling ruang bersalin walaupun setiap kontraksi datang langsung ngeremes tangan suami haha. Setelah ngerasa mulai capek, baru akhirnya saya memilih untuk tiduran saja.

Setelahnya, prosesnya cukup konstan. Setiap jam, bidan cek dalam pembukaan saya nambah. Pembukaan 6, 7, dan 8 saya lalui dengan tarik napas panjang dan ngeremes tangan suami. Alhamdulillah sampai fase itu saya nggak teriak-teriak. Masih sanggup untuk tarik napas panjang demi nge-distract rasa tidak nyamannya.

Nah, saat bukaan 8, drama pun dimulai. Bukaan saya gak nambah-nambah… sementara badan saya juga udah capek karena dari tengah malam belum istirahat yang proper. Tenaga saya bahkan sudah habis sebelum waktunya saya mengejan. Karena ditunggu-tunggu tapi tidak nambah juga, akhirnya saya diberikan induksi infus dan ketuban dipecahkan. Namun tetap tidak nambah-nambah. Rasa sakit yang sebelumnya saya coba untuk tidak pikirkan, saat itu justru sangat terasa dan keinginan buat mengejan sangatlah tinggi. Saya mulai gelisah, bahkan kayaknya sempet ngigo untuk minta epidural ke bidan hihihi. Udah bukaan 8 baru minta epidural… ga bakal terlalu ngaruh kayaknya ya haha. Untung permintaan saya ditolak sama bidan. 

Akhinya dokter Sofani dateng. Saat itu bahkan bukaan saya belum lengkap haha tapi saya dan dedek bayi sama-sama udah capek. Akhirnya dokter inisiatif menggunakan bantuan vakum, ga lama kemudian lahirlah Kaibirru.

Kata orang-orang tangisannya kencang. Saya sendiri gak denger saking udah capeknya. Kemudian Kaibirru diletakkan di dada saya untuk Inisiasi Menyusui Dini sambal dokter menjahit what’s been torn down there... which I could not stand. At all. Orang-orang bilang rasa sakit pas dijahit ga akan kerasa karena kita sambal peluk bayi kita. Tapi saya tetep kesakitan. Meringis sambil coba megang Kai biar ga oglek-oglek.

Akhirnya saya dibius total karena robekannya cukup parah. Jadi istilahnya udah bukan dijahit lagi, tapi diobras :).



Tapi, segala proses yang lumayan drama dan rasa sakit yang luar biasa ga bisa ngalahin rasa bersyukur dan bahagianya saya melihat Kaibirru lahir dengan selamat dan dalam keadaan sehat. Alhamdulillah.


Demikian sekilas info cerita lahiran Kaibirru. 


Cheers,

Diandra

Comments

Popular posts from this blog

Review dan Rekomendasi Dokter Spesialis Anak (DSA) Jakarta Selatan

Hi, everyone! It’s been a while. Kali ini aku mau bahas kembali tentang Dokter Spesialis Anak. Kenapa dibahas lagi? Karena sejak setahun terakhir ini, Kai sempet beberapa kali ganti dokter karena sering kali nggak dapet slot antrian Dokter Margareta Komalasari (Dokter Eta). Padahal selama ini udah cocok banget sama Dokter Eta :(. Paling sedih itu sebenernya kalau dadakan butuh konsul, pasti slotnya udah full atau antriannya panjang sekali.'   Beberapa kali pernah sih, karena urgent kita sampai telepon ke Dokter Etha langsung biar bisa ‘diselipin’. Tapi nggak mungkin kayak gitu terus kan. Selain nggak enak sama pasien lain yang antri, suka atut juga aku tuh dijutekin sm suster-suster poli :p. Semenjak kita sering kesulitan dapet slot antrian Dokter Eta, mau nggak mau aku harus cari opsi lain. Sekarang kriterianya jadi nambah : Dokter friendly, RUM, dan antriannya nggak panjang! Hahahaha. Padahal ya sebenernya kalau dokter friendly dan RUM udah pasti banget jadi dok...

Dokter Spesialis Anak (DSA) Kaibirru

Hai all! Wah, udah lama gak update blog ya… haha. Barusan abis blogwalking terus tiba-tiba keinget sama blog sendiri yang udah lama terbengkalai~. Anyway, kali ini aku mau bahas tentang dokter spesialis anak Kai yang sempet gonta-ganti sekian kali haha. Seperti yang udah aku ceritakan sebelumnya, Kai lahir di RS Mitra Keluarga Depok. Nah, setelah lahir DSA yang memeriksakan adalah Dokter Yusnita. Aku cuma beberapa kali aja ngobrol sama beliau selama di rumah sakit, dan selanjutnya cuma vaksin sekali karena aku mau coba cari DSA lain yang siapa tahu lebih sreg di hati hehehe. Setelah baca-baca review orang akhirnya aku konsul ke Dokter Rastra di Hermina Depok. Namun sayangnya, aku kurang cocok sama beliau. Mungkin karena aku prefer dokter yang lebih “bikin adem” dan friendly kali ya. sementara dokter Rastra ini tipe yang blak-blak an kalo ngomong. Apalagi waktu itu aku baru banget melahirkan, masih baby blues pula. Sensitifnya ampun-ampunan haha. Emang perkara DSA ini coc...

Review Daycare Depok

Hai semuanya! Sesuai dengan story Instagram ku beberapa waktu yang lalu, aku mau share soal daycare-daycare di Depok. Salah satu alasanku memulai survey daycare ini adalah karena aku ada wacana untuk bekerja kembali dalam waktu dekat. Mungkin banyak yang bingung kenapa aku memilih daycare padahal di rumah sebetulnya masih ada Enin-nya Kai dan ART. Tapi untuk hal itu, nanti aku bikin post sendiri aja ya. Untuk post kali ini aku akan fokus membahas daycare-daycare yang sudah aku survey di area depok. A. RUMAH CERDAS Jujur, Rumah Cerdas sebetulnya adalah kandidat utama kami pada awalnya. Mengapa? Karena lokasinya yang dekat dari rumah (lokasinya masih di dalam komplek rumah kami), dan pernah baca beberapa review juga katanya Rumah Cerdas ini cukup oke. Guru/ Pengasuh Saat kami sampai disana, kami disambut oleh salah satu guru pengasuh. Kesan yang kami dapat pertama kali adalah guru-gurunya sangat keibuan dan penyabar. Karena terlihat beberapa anak  attached...