Skip to main content

Tummypedia - Anti Galau Pup dan Nutrisi Anak

Halo semuanya, 

Apa kabar? Udah lama banget nggak nulis di sini. Sekarang tiba-tiba anakku udah 2 aja. Alhamdulillah, anak ke-2 kami lahir di bulan Oktober 2020 kemarin. Cerita lengkapnya akan aku share kapan-kapan ya :) 

Dari anak pertama sampai anak kedua, salah satu yang bikin insecure tidak lain dan tidak bukan… pup anak! Hayo… angkat tangan ibu-ibu yang deg-deg an setiap anak pup! Hahahaha. Gimana ngga deg-degan ya, pada bayi dan balita tekstur pup itu merupakan suatu penentu kondisi pencernaan mereka. Kalau terlalu encer, diare. Kalau terlalu padat, sembelit. Pelik banget ya hidup ibu-ibu. 

Nah, untungnya saat ini sudah ada aplikasi Tummypedia dari Bebelac loh! Ada yang sudah dengar? Jadi, Tummypedia ini bisa mendeteksi kondisi pup anak kita cukup baik atau tidak dengan Detektor Pup. Canggihnya, si detektor ini bisa mendeteksi tekstur pup anak. Gimana kalau ngga sempet foto? Tenang aja, bisa pilih deteksi tanpa foto, dan identifikasi pup meter nya! 

Selain Detektor Pup, di Tummypedia juga ada fitur Cek Nutrisi dan Serat anak, lho. Kita tinggal masukin data-data makanan yang dikonsumsi anak beserta jumlah porsinya. Tadi aku sempat masukin makanan-makanan yang dikonsumsi Kai hari ini, dan hasilnya kurang serat. Kebetulan memang hari ini Kai belum makan sayur sama sekali hehe. 

 Kerennya lagi, hasil Detektor Pup dan pemeriksaan Nutrisi dan Serat ini bisa didownload dalam bentuk pdf. Silakan lihat gambar-gambar di bawah ya sebagai bayangan. Oh iya, nanti akan dicantumkan juga menu-menu yang disarankan sesuai hasil pemeriksaan nutrisi dan serat. 





Ih, seneng banget deh sekarang udah ada aplikasi seperti ini. Sebelum ada Tummypedia sering banget galau urusan pup dan insecure dengan asupan nutrisi anak. 

Mommies bisa akses Tummypedia di bebeclub.co.id/tummypedia yaa. 

Oh iya, sekarang sedang ada kompetisi yang diadakan oleh Bebelac loh. Caranya: 
1. Upload foto Ibu saat menggunakan Tummypedia 
2. Tulis pada caption: “Tummypedia membantuku untuk cek pencernaan anak dan dukung hebatnya…” (lanjutkan sesuai pengalaman yang ibu rasakan) 
3. Mention @bebeclub dan 3 orang teman 
4. Gunakan hashtag #Tummypedia #GrowThemGreat 

Periode kompetisi 24 Maret – 30 April 2021. Akan ada 5 pemenang tiap minggunya yang berhak mendapatkan voucher belanja senilai Rp. 100.000,- dari Bebeclub! Kita bisa submit lebih dari satu kali supaya kesempatan untuk menang semakin besar :). Aku juga sudah ikutan, lho.



Semoga info di atas bermanfaat ya! 

#bebelac #bebeclub #Tummypedia #GrowThemGreat

Comments

Popular posts from this blog

Review dan Rekomendasi Dokter Spesialis Anak (DSA) Jakarta Selatan

Hi, everyone! It’s been a while. Kali ini aku mau bahas kembali tentang Dokter Spesialis Anak. Kenapa dibahas lagi? Karena sejak setahun terakhir ini, Kai sempet beberapa kali ganti dokter karena sering kali nggak dapet slot antrian Dokter Margareta Komalasari (Dokter Eta). Padahal selama ini udah cocok banget sama Dokter Eta :(. Paling sedih itu sebenernya kalau dadakan butuh konsul, pasti slotnya udah full atau antriannya panjang sekali.'   Beberapa kali pernah sih, karena urgent kita sampai telepon ke Dokter Etha langsung biar bisa ‘diselipin’. Tapi nggak mungkin kayak gitu terus kan. Selain nggak enak sama pasien lain yang antri, suka atut juga aku tuh dijutekin sm suster-suster poli :p. Semenjak kita sering kesulitan dapet slot antrian Dokter Eta, mau nggak mau aku harus cari opsi lain. Sekarang kriterianya jadi nambah : Dokter friendly, RUM, dan antriannya nggak panjang! Hahahaha. Padahal ya sebenernya kalau dokter friendly dan RUM udah pasti banget jadi dok...

Dokter Spesialis Anak (DSA) Kaibirru

Hai all! Wah, udah lama gak update blog ya… haha. Barusan abis blogwalking terus tiba-tiba keinget sama blog sendiri yang udah lama terbengkalai~. Anyway, kali ini aku mau bahas tentang dokter spesialis anak Kai yang sempet gonta-ganti sekian kali haha. Seperti yang udah aku ceritakan sebelumnya, Kai lahir di RS Mitra Keluarga Depok. Nah, setelah lahir DSA yang memeriksakan adalah Dokter Yusnita. Aku cuma beberapa kali aja ngobrol sama beliau selama di rumah sakit, dan selanjutnya cuma vaksin sekali karena aku mau coba cari DSA lain yang siapa tahu lebih sreg di hati hehehe. Setelah baca-baca review orang akhirnya aku konsul ke Dokter Rastra di Hermina Depok. Namun sayangnya, aku kurang cocok sama beliau. Mungkin karena aku prefer dokter yang lebih “bikin adem” dan friendly kali ya. sementara dokter Rastra ini tipe yang blak-blak an kalo ngomong. Apalagi waktu itu aku baru banget melahirkan, masih baby blues pula. Sensitifnya ampun-ampunan haha. Emang perkara DSA ini coc...

Mengapa ke Psikolog Anak?

Halo, semuanya! Sudah lama nggak nulis tentang pengalamanku sebagai Ibu. Kangen juga hahaha. Kali ini aku mau share tentang pengalamanku yang beberapa kali memutuskan untuk berkonsultasi dengan Psikolog Anak. Beberapa waktu yang lalu aku sempat share di Instagram bahwa aku dan suami membawa Kai ke Psikolog Anak untuk screening tumbuh kembang sekalian memastikan tipe sekolah apa yang cocok untuk Kai. Waktu itu banyak yang bertanya “Kenapa harus sampai ke psikolog?", "Ada apa dengan Kai?”. Bahkan ada juga yang komen “Saya jadi sedih anak-anak jaman sekarang kok banyak yang ke Psikolog. Kasihan sekali.” Saat itu aku baru paham, ternyata masih banyak yang menganggap bahwa konsultasi ke Psikolog itu hanya kalau ‘ada apa-apa’ dan sesuatu yang tabu. Padahal, tidak harus menunggu ‘sesuatu yang serius’ loh untuk ke Psikolog Anak. Throwback sedikit, pengalamanku berdiskusi dengan Psikolog Anak dimulai saat Kai masih di daycare (usia 1 tahun). Saat itu, pihak daycare memang memberik...