Skip to main content

Kelas Hypnobirthing (Bukan dengan Uya Kuya)

Hi readers (if any LOL),

Di awal Juli ini usia kandungan sudah 32 minggu. Kontrol ke obgyn sudah mulai 2 minggu sekali. Saya sebagai calon ibu yang agak cupu mulai deg-deg an karena hari perkiraan lahir semakin dekat haha.

Di usia kandungan ini, saya dan suami memutuskan untuk ikut kelas pendidikan sebagai calon Ayah dan Ibu. Kalo lihat-lihat di Instagram sudah mulai banyak sih pihak yang mengadakan kelas semacam ini. Tapi karena mengingat usia kandungan yang udah 8 bulan, kami cari yang bisa kami ikuti secepatnya. Dan ternyata berjodohlah kami dengan weekend class hypnobirthing yang diadakan oleh Ibu Lanny Kuswandi dan tim di Kemang Medical Care.

Pertama kali mendengar kata ‘hypno’ sempet bikin ragu sih. Apakah kelas ini akan seperti acara hipnotis Uya Kuya? Asli, awalnya saya kira bakal kayak hipnotis-hipnotis yang kayak di reality show Uya Kuya hahaha. Tapi setelah saya coba scroll2 instagram feeds nya ibu Lanny dan@hypnobirthingindonesia kayaknya nggak kayak gitu ya :p.

Pertama kali dateng ke kelas, kami disambut sama Ibu Lanny. Ya ampun, ibu ini kayaknya ga pernah berhenti tersenyum huhu. Pas salaman, tangannya anget banget jadi pengen terus megang haha. Gak kebayang banget deh ibu ini pernah marah atau nggak. Auranya positif banget soalnya dan bikin kita ngerasa adem huhu.  

Jadi hypnobirthing tuh apa sih? Intinya sih hypnobirthing itu menanamkan afirmasi positif/ sugesti ke diri kita selama kehamilan dan persiapan melahirkan. Jadi menurut saya pribadi, hypnobirthing ini adalah salah satu cara untuk meminimalisir ketakutan dan kegelisahan ibu-ibu selama proses hamil dan melahirkan nanti. Tahu sendiri kan kalo lagi hamil aja bawaannya parnoan dan takut duluan.

Selama dua hari berturut-turut kami diberi ilmu seputaran hypnobirthing. Manfaat terbesar buat saya sendiri, selain mengenai hypnobirthing adalah tentang disampaikannya informasi mengenai pentingnya kerjasama antara Ibu, Ayah, dan bayi. Jadi, proses kehamilan, melahirkan, breastfeeding, mengurus, merawat, serta mendidik anak gak melulu tanggung jawab Ibu nya saja (kalo kata Ibu Lanny, Ayah jangan bisanya cuma nanem ‘saham aja’ hehe). Ayah juga punya peran penting. Di kelas itu kami diajarkan peran-peran yang bisa Ayah lakukan untuk support pasangannya. Setelah kelas itu, suami saya jadi lebih fasih dengan kata-kata ‘skin-to-skin’, ‘Inisiasi Menyusui Dini’, ‘doula’, ‘rooming-in’, dan gerakan-gerakan yang perlu dilakukan saat kontraksi sudah mulai muncul. Dia jadi lebih aware apa saja fasilitas yang dapat diberikan oleh rumah sakit tempat saya akan melahirkan nanti. Sebenernya mau dikasih artikel-artikel juga bisa sih biar suami tinggal baca. Tapi kalo suami saya justru bisa lebih ‘masuk’ ilmunya kalo ikutan kelas kayak gini.  

Selain Ibu Lanny, kami juga dapet ilmu dari Mbak Fonda Kuswandi (anaknya Ibu Lanny) tentang breastfeeding. Buat ibu-ibu yang baru hamil anak pertama ini juga bermanfaat banget sih.. selama ini kan kelihatannya proses breastfeeding  tuh ya 'gitu' aja kan. Ternyata, untuk tiap ibu-ibu pengalamannya pasti berbeda, dan banyak ibu-ibu yang struggling banget dalam proses breastfeeding ini, apalagi tekanan dan 'kenyinyiran' dari lingkungan sekitar bisa berpengaruh ke emosi si Ibu, yang mana berpengaruh ke jumlah produksi ASI nya. Jadi kalo suami nggak ada supportnya sama sekali, bisa makin stress lah si ibu. Intinya sih skenario yang biasa terjadi itu: struggling menyusui - dinyinyirin orang (atau gak, merasa tertekan) - si Ibu jadi stress - produksi ASI makin dikit. Kira-kira kasarnya begitu.  

Dengan Ibu Lanny Kuswandi

Jadi, penting nggak sih ikutan kelas kayak gini? Tergantung. Kalo saya dan suami ikutan kelas ini bukan semata-mata karena kita mau kelahiran bayi kita harus secara normal. Kami membebaskan si bayi nanti cara keluarnya mau gimana. Mau normal, mau SC, apapun terserah dia. Yang pasti, kita mau saat si bayi lahir kami sudah cukup percaya diri dengan membekali diri kami tentang pengetahuan-pengetahuan basic untuk menyambut dia. Selain itu, kita percaya bahwa si bayi ini udah bisa mengingat dan merekam apa saja yang Ayah dan Ibu nya tanamkan ke dia semenjak masih dalam kandungan, jadi penting banget untuk punya positive vibes, serta kestabilan mental ayah dan ibu nya. Nah, hal ini dapat kita berdua capai dengan memberikan afirmasi positif yang diajarkan juga saat kelas hypnobirthing ini. Jujur aja, setelah kelas ini saya jadi mikir harusnya saya ikutan dari trimester 1, biar lebih bisa me-manage rasa stress saya hahaha. 

Jadi kalo tujuannya ikutan kelas ini ‘cuma’ untuk lahiran normal, menurut saya sayang aja.. karena kalo nanti ujungnya nggak lahiran normal kan jadi kecewa hehehe.

Anyway, saya kurang ngikutin lagi sih jadwal hypnobirthing selanjutnya kapan dan dimana. Tapi kayaknya hampir setiap weekend Ibu Lanny dan timnya ngadain kegiatan ini. Untuk biaya, kami kemarin dikenakan Rp 1.500.000,- tapi dapet diskon karena melakukan early payment. Lebih lengkapnya bisa di cek langsung di Instagram @hypnobirthingindonesia. Ibu Lanny juga bikin buku judulnya "Keajaiban Hypno-Birthing", penerbitnya Pustaka Bunda. Mungkin bisa dicek di toko buku terdekat ya kalo pada tertarik :) 

Pic from google


Cheers,

Diandra

Comments

Popular posts from this blog

Review dan Rekomendasi Dokter Spesialis Anak (DSA) Jakarta Selatan

Hi, everyone! It’s been a while. Kali ini aku mau bahas kembali tentang Dokter Spesialis Anak. Kenapa dibahas lagi? Karena sejak setahun terakhir ini, Kai sempet beberapa kali ganti dokter karena sering kali nggak dapet slot antrian Dokter Margareta Komalasari (Dokter Eta). Padahal selama ini udah cocok banget sama Dokter Eta :(. Paling sedih itu sebenernya kalau dadakan butuh konsul, pasti slotnya udah full atau antriannya panjang sekali.'   Beberapa kali pernah sih, karena urgent kita sampai telepon ke Dokter Etha langsung biar bisa ‘diselipin’. Tapi nggak mungkin kayak gitu terus kan. Selain nggak enak sama pasien lain yang antri, suka atut juga aku tuh dijutekin sm suster-suster poli :p. Semenjak kita sering kesulitan dapet slot antrian Dokter Eta, mau nggak mau aku harus cari opsi lain. Sekarang kriterianya jadi nambah : Dokter friendly, RUM, dan antriannya nggak panjang! Hahahaha. Padahal ya sebenernya kalau dokter friendly dan RUM udah pasti banget jadi dok...

Dokter Spesialis Anak (DSA) Kaibirru

Hai all! Wah, udah lama gak update blog ya… haha. Barusan abis blogwalking terus tiba-tiba keinget sama blog sendiri yang udah lama terbengkalai~. Anyway, kali ini aku mau bahas tentang dokter spesialis anak Kai yang sempet gonta-ganti sekian kali haha. Seperti yang udah aku ceritakan sebelumnya, Kai lahir di RS Mitra Keluarga Depok. Nah, setelah lahir DSA yang memeriksakan adalah Dokter Yusnita. Aku cuma beberapa kali aja ngobrol sama beliau selama di rumah sakit, dan selanjutnya cuma vaksin sekali karena aku mau coba cari DSA lain yang siapa tahu lebih sreg di hati hehehe. Setelah baca-baca review orang akhirnya aku konsul ke Dokter Rastra di Hermina Depok. Namun sayangnya, aku kurang cocok sama beliau. Mungkin karena aku prefer dokter yang lebih “bikin adem” dan friendly kali ya. sementara dokter Rastra ini tipe yang blak-blak an kalo ngomong. Apalagi waktu itu aku baru banget melahirkan, masih baby blues pula. Sensitifnya ampun-ampunan haha. Emang perkara DSA ini coc...

Review Daycare Depok

Hai semuanya! Sesuai dengan story Instagram ku beberapa waktu yang lalu, aku mau share soal daycare-daycare di Depok. Salah satu alasanku memulai survey daycare ini adalah karena aku ada wacana untuk bekerja kembali dalam waktu dekat. Mungkin banyak yang bingung kenapa aku memilih daycare padahal di rumah sebetulnya masih ada Enin-nya Kai dan ART. Tapi untuk hal itu, nanti aku bikin post sendiri aja ya. Untuk post kali ini aku akan fokus membahas daycare-daycare yang sudah aku survey di area depok. A. RUMAH CERDAS Jujur, Rumah Cerdas sebetulnya adalah kandidat utama kami pada awalnya. Mengapa? Karena lokasinya yang dekat dari rumah (lokasinya masih di dalam komplek rumah kami), dan pernah baca beberapa review juga katanya Rumah Cerdas ini cukup oke. Guru/ Pengasuh Saat kami sampai disana, kami disambut oleh salah satu guru pengasuh. Kesan yang kami dapat pertama kali adalah guru-gurunya sangat keibuan dan penyabar. Karena terlihat beberapa anak  attached...